Energi Alternatif Ramah Lingkungan

Bahan Bakar Air   Hari ini gw dgn Direktur, Pudir I dan Ka.Prodi ikutan Diskusi Ilmiah dalam rangka Dies Natalis Tiga Windu Universitas Terbuka di Kampus UT Pondok Cabe. Topik yang diangkat dalam Seminar tersebut cukup menarik yakni tentang Energi Alternatif Ramah Lingkungan. Kita tahu bahwa lingkungan kita sekarang benar-benar sudah sangat terancam dan sangat menganggu masa depan anak cucu kedepan. Namun memang sudah sangat kita ketahui bahwa Pemerintah di negara mana pun di dunia ini termasuk negara Indonesia belum berpihak terhadap pembangunan dalam menyelamatkan lingkungan. Padahal sudah banyak riset yang menjabarkan dengan lugas bahwa sekarang masalah lingkungan sudah mencapai batas yang sangat mengkhawatirkan. Tapi memang sepertinya ada kepentingan ‘money‘ dan ‘politics‘ sehingga sepertinya pembangunan ‘Ekonomi’ jauh lebih penting. Dalam Seminar dengan topik Energy Alternatif Ramah Lingkungan ini hadir para pakar dari IPB, Dr. Ir. Etty Riani. Beliau adalah Sekretris Program Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Pasca Sarjana IPB.

 

Paparan dari pakar IPB ini sangat menarik bahwa permasalahan lingkungan sangat akan mengancam keberlangsungan umat manusia. Banyak sekali disampaikan cuplikan penelitian tentang kerusakan yang ditimbulkan seperti kerusakan jangka panjang yang ditimbulkan terhadap binatang laut, dsb. Selain itu juga ada kajian tentang bahaya dari logam berat yang kita dapat setiap hari karena konsumsi yang tidak sehat. Malahan riset membuktikan bahwa dengan resiko logam berat saja salah satunya menyebabkan kedepannya akan banyak wanita dari pria. Hal ini mengingat ternyata kromosom wanita waktu proses pembuahan lebih kuat dari kromosom pria. Selain itu dalam seminar ini juga tampil seorang pakar yang membicarakan tentang Energi Alternatif Ramah Lingkungan. Mereka ini adalah Poempida Hidayatulloh, B.Eng, PHD, DIC dan Futung Mustari yang berbicara tentang Brown Energy. Anda bisa  baca detailnya di http://www.bahanbakarair.com (kebetulan gw dikasih bukunya “Rahasia Bahan Bakar Air, BROWN ENERGY“). Energy yang ditemukan oleh Stanley Meyer (Australia) ini merupakan salah satu alternatif energi murah dan ramah lingkungan. Apalagi kalau kita bicara nanti kedepannya tingkat ketergantungan kita terhadap BBM, belum lagi dari segi buangan BBM yang sangat merusak lingkungan. Semoga energi-energi alternatif ini bisa menjadi solusi ditengah permasalahan umat manusia terutama bangsa ini yang semakin besar. Dan mari kita kembali sadar akan pentingnya PENYELAMATAN LINGKUNGAN (rh)

Dr. Ir. Etty RianiPoempida Hidayatullah, PHD Presentasi Lingkungan

 

 

1 Comment

  1. Saya Danan, 29 Th,
    saya seorang pengusaha muda (UKM)
    Jauh sebelum orang meributkan efisiensi energi dan energi alternatif, kami sudah melakukan penelitian selama 6 Tahun terakhir tentang tungku sekam, dan baru kami jual secara masal setelah saya memutuskan untuk usaha sendiri 2 tahun yang lalu.

    modal awal kami 1,5 jt waktu itu, Alhamdulillah setelah mulai lancar kami berhasil menjual 23 unit tersebar dari Banyuwangi hingga Tegal.

    hari ini saya membaca berita dari liputan enam (14 oktober 2008) tentang kayu sebagai bahan bakar alternatif ungulan, saya antara antara mendukung dan menolak pendapat ini. Mendukung karena mungkin menciptakan lapangan kerja baru, menolak karena sebetulnya ada yang lain selain kayu yang juga ungulan yang mungkin tidk merusak ekosistem alam akibat penebangan kayu yang berlebihan. bahan bakar dari produk yang kami buat adalah dari sekam, serbuk kayu, tempurung kelapa, ampas tebu, serabut kelapa, jerami kering bahkan daun kering. coba dibandingkan, lebih baik mana dibandingkan dengan kayu.

    saya pikir didepan mata kita sudah tersedia sumber energi terbaharui dengan sangat murah, cuman mungkin orang indonesia saja yang kurang mau tahu. di desa tempat saya tinggal para penduduk mulai kami pengaruhi sedikit demi sedikit untuk meninggalkan elpiji dan beralih ke tungku sekam rumah tangga buatan kami. pertimbangannya simple, karena faktor kebisaan dan perasaan kalo elpiji naik lagi gimana, sedangkan sekam, jerami dam serbuk kayu melimpah didesa kami. kalo dikota mungkin teknologi ini belum bisa diterima. Yang dikawatirkan selama ini kalo timbul polusi asap dari pembakaran, kami sudah bisa atasi, artinya bebas polusi asap.

    cuma, kami hanya sebuah UKM dengan masalah klise.
    Mohon Kami diberikan Informasi tentang program
    yang berkaitan dengan Tungku sekam yang kami produksi

    Bagaimana caranya untuk menjalin kerjasama agar produk kami dapat dinikmati lebih luas oleh semua masyarakat

    untuk informasi keseriuasan kami bisa diperoleh dari
    http://www.santosorising.com

    Kami bersedia memberikan informasi tambahan yang mungkin diperlukan

    Terimakasih

    Danan Eko Cahyono, ST

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *