Entah apa jadinya peradaban umat manusia ini apabila semua personal mengatakan “SAYA SIBUK”, seakan semuanya sudah beres dan terlepas dari berbagai tanggung jawab keumatan.Personal yang dalam dirinya tidak berusaha untuk mencoba memanajemen diriniya sehingga dapat mengatur ritme kehidupanya menjadi lebih bermakna.
Pribadi-pribadi yang selalu menggunakan “SAYA SIBUK” juga akan kehilangan berbagai moment yang sangat berharga. Ingatlah bahwa apabila ada pihak luar membutuhkan dirinya, maka seharusnya kita semua bersyukur kepada Allah. Ternyata keberadaan kita dimuka bumi inidibutuhkan juga oleh pihak lain. Dan yang terpenting bahwa dengan kita menjadi solusi akan problem atau amanah pihak lain nantinya akan mengundang rasa ke Maha Pemurahan Allah akan kesulitan yang kita alami.
“SAYA SIBUK” juga akan memotong habis Rahmat Allah, karena secara tidak sadar telah membentengi diri dengan menolak sebuah permintaan bantuan dari pihak lain dan lebih memilih aktivitas yang menurut dirinya jauh sangat bermakna. Dan yang sangat kecil nilainya apabila yang dipilih hanya untuk kepentingan sempit pribadi.
Betapa banyak sudah disuguhkan contoh bahwa mereka yang sanggup membuang dua kata “SAYA SIBUK” kemudian lahir kembali menjadi pribadi-pribadi yang mempunyai kemashlahatan bagi peradaban ini.
Hidup bukanlah seperti “0” dan “1”, apabila sudah mempunyai agenda, kemudian menolak agenda berikutnya. Sejatinya karunia kemampuan akal yang Allah berikan agar kita mengatur agenda yang awal dan yang datang belakangan. Perlunya seni mengatur yang pada akhirnya membuahkan sebuah KARYA besar yang saling menguatkan bukan menegasikan.
Apabila 24 jam waktu yang Allah karuniakan kepada kita, kita hanya sibuk dalam mengurusi urusan peribadi dan tanpa ada 1 detik pun membahas kepentingan umat, bisa jadi ada yang salah dalam diri kita.
Belum ada kata terlambat untuk membuang “KATA SIBUK” dalam diri kita, mulai hari ini apabila ada seruan yang membutuhkan bantuan kita mari kita jawab ” SAYA SIAP dan SAYA USAHAKAN”.
Eko Setiawan (http://www.islamedia.web.id/2012/10/saya-sibuk.html)